Monday, July 22, 2013

Cara Transfer Via SMS Banking Mandiri


Melalui SMS Banking Mandiri kita juga dapat melakukan transfer ke sesama Rekening Bank Mandiri.
Code transaksi transfer SMS banking Mandiri yaitu :
Ketik :  TRT[spasi]1[spasi]NomorRekeningTujuan[spasi]JumlahTransfer  
kirim ke nomor 3355
Contoh akan mentransfer ke rekening mandiri nomor  1300091234567 sebesar Rp. 500000
Ketik:  TRT 1 1300091234567 500000
kirim ke nomor 3355

Akan ada jawaban dan anda diminta untuk memasukkan 2 angka pin yang permintaannya secara acak.
ketik pin yang diminta dan kirim kembali (replay) ke 3355


Untuk anda pengirim  yang mempunyai rekening mandiri lebih dari satu, setelah kodeTRT disesuaikan apakah mau mengirim pakai rekening kesatu (kodenya 1), rekening kedua (kodenya 2)..dst.

Semoga bermanfaat

Sunday, July 14, 2013

Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat


Saya seringkali dapat pertanyaan lewat email tentang hubungan antara syariat dan hakikat. Pada kesempatan ini saya ingin sedikit membahas hubungan yang sangat erat antara keduanya. Syariat bisa diibaratkan sebagai jasmani/badan tempat ruh berada sementara hakikat ibarat ruh yang menggerakkan badan, keduanya sangat berhubungan erat dan tidak bisa dipisahkan. Badan memerlukan ruh untuk hidup sementara ruh memerlukan badan agar memiliki wadah.
Saidi Syekh Muhammad Hasyim Al-Khalidi guru Mursyid dari Ayahanda Prof. Dr. Saidi Syekh Kadirun Yahya MA. M.Sc mengibaratkan syariat laksana baju sedangkan hakikat ibarat badan. Dalam beberapa pantun yang Beliau ciptakan tersirat pesan-pesan tentang pentingnya merawat tubuh sebagai perhatian utama sedangkan merawat baju juga tidak boleh dilupakan.
Imam Malik mengatakan bahwa seorang mukmin sejati adalah orang yang mengamalkan syariat dan hakikat secara bersamaan tanpa meninggalkan salah satunya. Ada adagium cukup terkenal, “Hakikat tanpa syariat adalah kepalsuan, sedang syariat tanpa hakikat adalah sia-sia.” Imam Malik berkata, “Barangsiapa bersyariat tanpa berhakikat, niscaya ia akan menjadi fasik. Sedang yang berhakikat tanpa bersyariat, niscaya ia akan menjadi zindik.Barangsiapa menghimpun keduanya [syariat dan hakikat], ia benar-benar telah berhakikat.”
Syariat adalah hukum-hukum atau aturan-aturan dari Allah yang disampaikan oleh Nabi untuk dijadikan pedoman kepada manusia, baik aturan ibadah maupun yang lainnya. Apa yang tertulis dalam Al-Qur’an hanya berupa pokok ajaran dan bersifat universal, karenanya Nabi yang merupakan orang paling dekat dengan Allah dan paling memahami Al-Qur’an menjelaskan aturan pokok tersebut lewat ucapan dan tindakan Beliau, para sahabat menjadikan sebagai pedoman kedua yang dikenal sebagai hadist. Ucapan Nabi bernilai tinggi dan masih sarat dengan simbol-simbol yang memerlukan keahlian untuk menafsirkannya.
Para sahabat sebagai orang-orang pilihan yang dekat dengan nabi merupakan orang yang paling memahami nabi, mereka paling mengerti akan ucapan Nabi karena memang hidup sezaman dengan nabi. Penafsiran dari para sahabat itulah kemudian diterjemahkan dalam bentuk hukum-hukum oleh generasi selanjutnya. Para ulama sebagai pewaris ilmu Nabi melakukan ijtihad, menggali sumber utama hukum Islam kemudian menterjemahkan sesuai dengan perkembangan zaman saat itu, maka lahirlah cabang-cabang ilmu yang digunakan sampai generasi sekarang. Sumber hukum Islam itu kemudian dikenal memiliki 4 pilar yaitu : Al-Qur’an, Hadist, Ijmak dan Qiyas, itulah yang kita kenal dengan syariat Islam.
Untuk melaksanakan Syariat Islam terutama bidang ibadah harus dengan metode yang tepat sesuai dengan apa yang diperintahkan Allah dan apa yang dilakukan Rasulullah SAW sehingga hasilnya akan sama. Sebagai contoh sederhana, Allah memerintahkan kita untuk shalat, kemudian Nabi melaksanakannya, para sahabat mengikuti. Nabi mengatakan, “Shalatlah kalian seperti aku shalat”. Tata cara shalat Nabi yang disaksikan oleh sahabat dan juga dilaksanakan oleh sahabat kemudian dijadikan aturan oleh Ulama, maka kita kenal sebagai rukun shalat yang 13 perkara. Kalau hanya sekedar shalat maka aturan 13 itu bisa menjadi pedoman untuk seluruh ummat Islam agar shalatnya standar sesuai dengan shalat Nabi. Akan tetapi, dalam rukun shalat tidak diajarkan cara supaya khusyuk dan supaya bisa mencapai tahap makrifat dimana hamba bisa memandang wajah Allah SWT.
Ketika memulai shalat dengan “Wajjahtu waj-hiya lillaa-dzii fatharas-samaawaati wal-ardho haniifam-muslimaw- wamaa ana minal-musy-rikiin..” Kuhadapkan wajahku kepada wajah-Nya Zat yang menciptakan langit dan bumi, dengan keadaan lurus dan berserah diri, dan tidaklah aku termasuk orang-orang yang musyrik. Seharusnya seorang hamba sudah menemukan chanel atau gelombang kepada Tuhan, menemukan wajahnya yang Maha Agung, sehingga kita tidak termasuk orang musyrik menyekutukan Tuhan. Kita dengan mudah menuduh musyrik kepada orang lain, tanpa sadar kita hanya mengenal nama Tuhan saja sementara yang hadir dalam shalat wajah-wajah lain selain Dia. Kalau wajah-Nya sudah ditemukan di awal shalat maka ketika sampai kepada bacaan Al-Fatihah, disana benar-benar terjadi dialog yang sangat akrab antara hamba dengan Tuhannya.
Syariat tidak mengajarkan hal-hal seperti itu karena syariat hanya berupa hukum atau aturan. Untuk bisa melaksanakan syariat dengan benar, ruh ibadah itu hidup, diperlukan metodologi pelaksanaan teknisnya yang dikenal dengan Tariqatullah jalan kepada Allah yang kemudian disebut dengan Tarekat. Jadi Tarekat itu pada awalnya bukan perkumpulan orang-orang mengamalkan zikir. Nama Tarekat diambil dari sebuah istilah di zaman Nabi yaitu Tariqatussiriah yang bermakna Jalan Rahasia atau Amalan Rahasia untuk mencapai kesempurnaan ibadah. Munculnya perkumpulan Tarekat dikemudian hari adalah untuk menyesuaikan dengan perkembangan zaman agar orang-orang dalam ibadah lebih teratur, tertib dan terorganisir seperti nasehat Syaidina Ali bin Abi Thalib kw, “Kejahatan yang terorganisir akan bisa mengalahkan kebaikan yang tidak terorganisir”.
Kalau ajaran-ajaran agama yang kita kenal dengan syariat itu tidak dilaksanakan dengan metode yang benar (Thariqatullah) maka ibadah akan menjadi kosong hanya sekedar memenuhi kewajiban agama saja. Shalat hanya mengikuti rukun-rukun dengan gerak kosong belaka, badan bergerak mengikuti gerakan shalat namun hati berkelana kemana-mana. Sepanjang shalat akan muncul berjuta khayalan karena ruh masih di alam dunia belum sampai ke alam Rabbani.
Ibadah haji yang merupakan puncak ibadah, diundang oleh Maha Raja Dunia Akhirat, seharusnya disana berjumpa dengan yang mengundang yaitu Pemilik Ka’bah, pemilik dunia akhirat, Tuhan seru sekalian alam, tapi yang terjadi yang dijumpai disana hanya berupa dinding dinding batu yang ditutupi kain hitam. Pada saat wukuf di arafah itu adalah proses menunggu, menunggu Dia yang dirindui oleh sekalian hamba untuk hadir dalam kekosongan jiwa manusia, namun yang ditunggu tak pernah muncul.
Disini sebenarnya letak kesilapan kaum muslim diseluruh dunia, terlalu disibukkan aturan syariat dan lupa akan ilmu untuk melaksanakan syariat itu dengan benar yaitu Tarekat. Ketika ilmu tarekat dilupakan bahkan sebagian orang bodoh menganggap ilmu warisan nabi ini sebagai bid’ah maka pelaksanaan ibadah menjadi kacau balau. Badan seolah-olah khusuk beribadah sementara hatinya lalai, menari-nari di alam duniawi dan yang didapat dari shalat itu bukan pahala tapi ancaman Neraka Wail. Harus di ingat bawah “Lalai” yang di maksud disana bukan sekedar tidak tepat waktu tapi hati sepanjang ibadah tidak mengingat Allah. Bagaimana mungkin dalam shalat bisa mengingat Allah kalau diluar shalat tidak di latih ber-Dzikir (mengingat) Allah? dan bagaimana mungkin seorang bisa berdzikir kalau jiwanya belum disucikan? Urutan latihannya sesuai dengan perintah Allah dalam surat Al ‘Ala, “Beruntunglah orang yang telah disucikan jiwanya/ruhnya, kemudian dia berdzikir menyebut nama Tuhan dan kemudian menegakkan shalat”.
Kesimpulan dari tulisan singkat ini bahwa sebenarnya tidak ada pemisahan antara ke empat ilmu yaitu Syariat, Tarekat, Hakikat dan Makrifat, ke empatnya adalah SATU. Iman dan Islam bisa dijelaskan dengan ilmu syariat sedangkan maqam Ihsan hanya bisa ditempuh lewat ilmu Tarekat. Ketika kita telah mencapai tahap Makrifat maka dari sana kita bisa memandang dengan jelas bahwa ke empat ilmu tersebut tidak terpisah tapi SATU.
Tulisan ini saya tulis dalam perjalanan ziarah ke Maqam Guru saya tercinta, teringat pesan-pesan Beliau akan pentingnya ilmu Tarekat sebagai penyempurnaan Syariat agar mencapai Hakikat dan Makrifat. Mudah-mudahan tulisan ini bisa menjadi renungan dan memberikan manfaat untuk kita semua. Amin!



Sumber: http://sufimuda.net/2013/04/25/syariat-tarekat-hakikat-dan-makrifat

Saturday, July 13, 2013

Ilmu LADUNI

Mungkin beberapa dari kalian sering mempertanyakan tentang:

1.apa itu syariat, hakikat, tarekat dan makrifat?
2.bagaimana urutan nya diantara yang 4 d atas?
3.apa itu tasawuf?
4.apa itu Ilmu laduni?

Jawabannya:

1- Syariat itu adalah ajaran Nabi saww. Hakikat itu adalah Perbuatan Nabi saww dan Hakikat itu adalah capaian Nabi saww. SEdang makrifat itu adalah capaian ilmu yang didapat dari takwa atau dalil-dalil. tetapi yang dimaksud di tulisan di atas adalah yang dicapai dengan takwa dan suluk. tetapi hadits yang ada, tanpa makrifat. Jadi, Nabi saww mengatakan: 

"Syari'at itu adalah ajaranku. Thariqat itu adalah perbuatanku/amalanku. Hakikat itu adalah capaianku/keadaanku." 

2- Urutannya, kalau tanpa makrifat, maka sudah jelas. tetapi yang harus diperhatikan bahwa urutan2 itu tanpa pembatalan. Jadi, urutan pertama itu harus dipertahankan walaupun seseorang sudah sampai ke thariqat dan hakikat. Karena yang sebelumnya adalah sebab bagi tingkatan berikutnya dan, sebab, tidak bisa dilepaskan dari akibatnya. Contohnya, kalau ilmu-ilmu di SD dilupakan, maka sekalipun seseorang sudah menjadi Doktor, ia akan kembali menjadi anak-anak kecil lagi dan tidak akan tahu apa-apa lagi. Kalau seseorang sudah lupa akan 1+1=2, maka sekalipun ia sudah menjadi Doktor tentang atom sekalipun, akan kembali menjadi bodoh kembali. Jadi, jangan seperti para sok shufi (mutashawwafiha) yang mengatakan bahwa kalau sudah sampai ke thariqat atau hakikat, tidak perlu lagi kepada syari'at. 

3- Tashawwuf yang sebenarnya adalah yang mengajarkan wahdatulwujud dan berusaha mencapainya dengan benar (lihat catatan-catatan tentang ini -wahdatulwujud- di catatan-catatanku yang sudah 16 seri itu). Tidak seperti para sok shufi yang tidak paham wahdatulwujud (hingga meyakini ittihaad dan huluul) dan berusaha mencapainya dengan wirid2 ini dan itu, goyang kanan dan kiri dan semacamnya. Orang-orang seperti ini dijuluki oleh Mulla Shadra ra sebagai Mutashawwifah atau sok shufi. 

4- Ilmu Ladunni adalah ilmu yang diilhamkan kepada seseorang dari sisi Allah. Ladun artinya sisi/dekat. Jadi, ilmu ladunni adalah yang dikirim dari sisi Allah seperti yang dikatakan di ayat sebagai "min ladunnaa", yakni "dari sisi Kami".

Sumber:http://sinaragama.org/viewtopic.php?t=448

Friday, July 5, 2013

Kata - Kata Cinta (galau)



Sorry ya kalo aku sering buat kamu kecewa, mungkin aku belum bisa ngimbangi kamu atau mungkin aku bukan yang terbaik untukmu.

Aku akui kok aku banyak salah sama kamu, mungkin kamu bosan dengar kata maaf dariku tapi aku enggak pernah bosan untuk mencintaimu.


Jangan pernah berikan harapan jika kamu tak mampu memenuhinya. Lebih baik jujur meski pilu daripada bahagia tapi palsu.

Perempuan itu ibaratnya pakaian buat laki-laki, menghangatkan di musim hujan, meneduhkan di musin kemarau.

Lbh baik sndiri drpd bsama org yg tdk kmu cinta. Jgn tkut dbilang jmblo atau ga laku, krn org bpikiran smpit lbh pentingkn status drpd cinta.

Utamakan kuliah, kerjaan, dan jangan utamakan pacar karena kalo kamu terjatuh belum tentu ia mau merasakan susahnya bangkit dari nol.

Jika suatu hari nanti tak ada kabar dariku, jangan tanyakan padaku. Tanya pada hatimu, pentingkah aku bagimu.

Akan ada saatnya membatasi perasaan, agar hati tak lagi merasakan sakitnya disia-siakan.


kenapa ada kata "LO" dalam kata "JOMBLO"?
karena LO yg JOMBLO bukan GUE.


Dan aku pun pernah melakukan kebodohan yang bernama ketulusan itu, yaitu menunggu dia yg ga mungkin. *curhat dikit*


pdkt itu seperti mancing ikan...
1. lu lempar umpan (modusin),
2. udah kena di tarik ulur,
3. sukur" dapet ikannya,
4. kalo enggak ya mancing ikan yg lain.
kesimpulan
untuk mendapatkan yg terbaik membutuhkan kesabaran dalam pencarian dan membutuhkan patah hati dalam memperjuangkan.

From Gudang Galau...




Thursday, July 4, 2013

Rayuan Gombal...

P: aku pengen maen kerumahmu mau boleh ngak..?
L: boleh aja, kenapa?
P: pengen ketemu ibumu...?
L: emang mau ngapain..?
P: mau berterima kasih..?
L: terima kasih buat apa..?
P: terima kasihn karena sudah melahirkan kamu buat aku.....

L: Maaf mbak, jangan terlalu lama duduk dikursi itu, pindah deket saya saja?
P: Loh? Emangnya kenapa??
L: Biar gak dikerubung semut.. soalnya mbak manis sich?

L : Aku didiagnosa Sakit jantung.
P : Hah! Kok bisa?
L : Iya. Jantungku selalu berdegup kencang bila dekat denganmu.

L : Kemarin aku ke dokter mata. Kamu tau apa kata dokter?
P : Apa? Parah?
L : Kata dokter ada kamu di mataku.

L : Kamu punya kunci apa aja sih?
P : Kunci rumah, kunci mobil, kunci lemari. Emang ada apa?
L : Punya nggak kunci untuk membuka hatimu kepadaku?